Ketua LBH EM-80 Tuding Kasat Lantas Muaro Jambi Abaikan Rasa Keadilan Masyarakat

JAMBINEWS | MUARO JAMBI — Bak Jatuh Tertimpa Tangga, inilah sekelumit derita yang dialami oleh seorang sopir bernama Herman Aprizal usia 37 tahun, warga desa Senaning, Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

Sekalipun telah berdamai dengan keluarga korban Laka Lantas yang terjadi di Simpang Sungai Duren pada tanggal 17 April tahun 2022, namun Pihak Lantas Polres Muaro Jambi tetap ngotot melanjutkan proses hukumnya ke kejaksaan.

Syargawi, saudara dari tersangka kepada awak media mengemukakan kronologis kejadian laka.

"Berawal dari ketidaksengajaan atau kelalaian Kakak saya yang mengendarai mobil truk pengangkut batubara (sedang tidak bermuatan) hingga terjadi kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya seorang perempuan bernama Ratumas Desi Amanda Ramadhani Binti Raden Syamsul Anwar usia 24 tahun warga kelurahan Pijoan, kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi," terangnya

"Melalui rundingan kekeluargaan, alhamdulillah keluarga korban menerima permohonan maaf kami dan telah bersepakat untuk mencabut laporan dan tidak lagi menuntut, bahkan dikuatkan lagi dengan surat permohonan tertulis dari Kepala Desa Senaning dan Lurah Pijoan. Namun yang anehnya permintaan tersebut tidak direspon oleh pihak Lantas Polres Muaro Jambi," ungkap Syargawi.

Saat menjumpai Kanit Laka, keluarga Tsk didampingi oleh Tim Kuasa Hukum dari LBH EM-80 Kantor Cabang Kota Jambi, Kanit menjelaskan, "Pak Kasat Lantas ini baru pindah tugas, Ianya menginginkan perkara ini tetap akan dilanjutkan ke Kejaksaan karna pertimbangan karir," ujar Kanit, Selasa (10/05/2022).

Keesokan harinya, saat dikonfirmasi langsung kepada Kasat Lantas Polres Muaro Jambi, Angga Luvyanto membenarkan hal yang disampaikan oleh Kanit melalui kolom chat wa mengatakan, "Pak Semalam sudah disampaikan dg kanit laka saya," pungkasnya.

Di tempat terpisah, Tolip Ketua LBH EM-80 mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pihak Lantas Polres Muaro Jambi, "Saya anggap Pak Kasat sudah tidak presisi, tidak sejalan dengan semangat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo," ucapnya.

Lebih-lebih lagi dalam hal ini antara Tsk dengan Keluarga Korban telah sepakat berdamai menempuh jalur kekeluargaan. Sudah ada surat perdamaian tertulis, keluarga korban sudah tak lagi menuntut ya toh, Kepala Desa Senaning dan Lurah Pijoan ikut serta dalam proses perdamaian kedua pihak, bahkan ikut menulis surat permohonan ke Kasat Lantas agar proses hukumnya dihentikan. Kenapa lagi Pak Kasat, ada apa ini Pak Kasat?, Malah selentingan saya denger, Kasat tuding Kades dan Lurah intervensi, loh kok jadi begini Pak Kasat?," tanya Tolip.

"Saya pikir Pak Kasat jangan ngebet begitu la ya, demi karir teganya mengabaikan rasa keadilan masyarakat, kecuali jika hal demikian melabrak ketentuan yang telah diatur dalam peraturan Restoratif Justice (RJ) ya silahkan lah. jelas ini tidak sejalan dengan nawacita Bapak Kapllri," tambah Tolip.

Menutup keterangannya, mewakili keluarga Syargawi menyampaikan ucapan duka, "Kami dari pihak keluarga turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini, ikut mendo'akan semoga Almarhumah (korban) diterima segala amalnya dan mendapat tempat yang terbaik di-Sisi Allah SWT. 

Sejauh ini, konfirmasi awak media kepada Kapolres melalui kolom chat wa dengan nomor: 0822 8080 2xxx tidak mendapatkan respon dan tanggapan hingga berita ini naik publish. (Snn/Red)