Guru yang Lebih Banyak Mendengarkan Siswa

Pertanyaan ini adalah pemantik yang menjadi stimulus untuk A dan B saling meminta maaf atas dasar keinginan dan keputusan sendiri. Tanpa paksaan dan tekanan atau pun perintah dari orang dewasa
Coaching
Proses ini dapat dilakukan jika siswa datang ke Ruang BK dalam upaya mencari solusi atas masalah pribadi yang dialaminya. Ketimbang memberi saran dan nasihat, melakukan coaching dapat menjadi solusi yang lebih efektif sebab mengaktifkan nalar siswa untuk mencari jalan keluar sendiri dengan memberdayakan segala aset materil dan non materil yang dimiliki siswa. Guru BK cukup mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang menstimulasi nalarnya untuk membangkitkan kreativitas berpikir untuk mencari solusi. Langkah coaching sederhana yang dapat dilakukan antara lain
Validasi perasaan siswa terhadap situasi yang dihadapinya. Apabila siswa remaja masih merasa kesulitan untuk mengidentifikasi perasaannya, Guru BK dapat menggunakan alat bantu media seperti gambar-gambar, kartu atau lambang emotikon wajah yang dapat mewakili perasaan siswa saat itu. Terima perasaan-perasaan siswa, dan tanyakan apa yang menyebabkan perasaan tersebut muncul dalam dirinya.
Tanyakan kebutuhan/keinginan siswa terhadap situasi yang dihadapi. Misalnya dengan pertanyaan
“Dengan keadaan ini, apa sih yang kamu inginkan atau kamu butuhkan?
Ajak siswa menggali aset-aset yang dimiliki untuk dapat mewujudkan keinginannya atau untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Guru BK dapat mengajukan pertanyaan seperti
“Kira-kira apa ya yang bisa/mau kamu lakukan supaya yang apa kamu inginkan itu bisa terwujud?”
Tahap terakhir adalah penguatan dan penegasan yang merupakan stimulus agar siswa segera merealisasikan rencana yang sudah dirancangnya. Guru BK dapat mengajukan pertanyaan sederhana
“Kapan nih kamu akan mulai melakukan semua rencana itu?
Kedua metode tersebut telah diterapkan penulis selama bertahun-tahun dan terbukti 95% efektif untuk mengatasi permasalahan yang masuk ke Ruang BK sekolah. Satu kesamaan dari kedua metode di atas adalah: Guru BK lebih banyak mendengarkan ketimbang memberi wejangan dan berbicara. Tidak seperti saran dan nasihat yang terkadang berpotensi tidak sesuai untuk diterapkan pada kondisi unik setiap siswa, resolusi konflik dan coaching dapat lebih efektif karena semua solusi dan alternatif pemecahan masalah bersumber dari siswa sesuai dengan kebutuhan dan aset pendukung yang dimiliki masing-masing siswa.
Oleh Puri Fitriani
Read more info "Guru yang Lebih Banyak Mendengarkan Siswa" on the next page :
Editor :Wanito