Nafkahi Tiga Anak, Warga Miskin Lagi Pincang Tak Dapat Bansos PKH

SigapNews, Jambi — Sutar Warga Batanghari Bersama Anak-anaknya
JAMBINEWS | BATANG HARI — Seringkali masyarakat kita ribut persoalan Bansos dari pemerintah, karena dilapangan masih didapati masyarakat miskin tak tersentuh bantuan tersebut, malah warga kategori ekonomi mampu yang memperoleh bantuan.
Seperti yang terjadi di desa Simpang Karmeo, kecamatan Batin XXIV, kabupaten Batanghari.
Pasangan suami Sutar (33) dan Rumaya (34) saat dikonfirmasi awak media sudah hampir dua tahun dirinya sekeluarga tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Hampir dua tahun, dana Bansos-PKH kami dak cair lagi. Kami juga tidak tau kenapa nama kami tidak dapat lagi," ujar Sutar.
Saat jurnalis mendatangi kediamannya, kasihan melihat kondisi Sutar saat berjalan dalam keadaan pincang .
Ia menuturkan, dirinya sudah beberapa kali menyampaikan permasalahan ini, namun hingga sekarang tidak ada ujung pangkalnya.
"Kami sudah lapor pak kepada pak Kades, tapi kami tunggu-tunggu belum juga ada kabarnya. Kami ini orang tidak mampu pak, jangan hanya orang yang kaya saja yang mendapatkan bantuan sosial ini," ucapnya dengan wajah sedih.
Sutar pernah menanyakan kepada pengurus PKH, kalau namanya telah diganti dengan orang lain. Dan saat ditanya apakah pernah diminta solusi kepada pengurus PKH tersebut.
"Kata dia mau diperbaharui lagi. cuma sudah sekian lama ditunggu-tunggu belum juga ada responnya," sebutnya.
Sementara sudah berulang kali menanyakan kepada Perangkat Desa, tapi jawabannya, selalu kesalahan data sebagai alasannya.
"Perangkat Desa ngomong ke saya, kami cuma mengusulkan saja," ungkapnya.
"Cuma usulannya tu dak pernah tembus, itu yang diherankan. Sudah sekian tahun kan?," tanya Sutar
Terkait hal ini, awak media konfirmasi Kepala Desa Simpang Karmeo, Surisman mengatakan, ada perbaikan data KK dan KTP. Kata pendamping PKH disini kesalahannya. Jadi untuk pembenahan validasi data dulu di Kartu KIS pun ada kesalahan nama tidak sesuai KTP.
Kata pendamping PKH Pak Topik, "ada pembenahan data dulu," katanya saat dikonfirmasi, (29/11/2021) lalu.
Saat dikonfirmasi lagi, Jumat (7/1/2022) untuk menanyakan hal itu, apakah sudah ada perkembangan atau belum.
"Kemaren Kasi Pem saya sudah ke Dinas Sosial kabupaten Batanghari, bagian kepengurusan lagi dak masuk jadi belum bisa di rubah datanya karena harus menyamakan dengan nama yang ada di kartu keluarga," alasannya.
Terpisah, pendamping PKH desa simpang karmeo, Taufik Hidayat saat dikonfirmasi awak media, mengatakan bahwa permasalahan ini sudah di dilaporkan ke pusat.
"Sudah dilaporkan ke pusat, yang tidak tersalur bukan ibu Rumaya saja, tapi satu Indonesia banyak yang tidak tersalur, pusat mendeteksi ketidak padanan KK dan NIK di pusat dan adanya double rekening bantuan sosial," tulisnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jum’at (7/1/2022).
"Permasalahan itu sudah dilaporkan ke pusat, perihal tersebut tersalur atau tidak itu wewenang penuh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Sosial," jelasnya.
Perlu diketahui, Sutar ini bekerja sebagai seorang buruh serabutan yang menghidupkan tiga anak, yakni Nazila (11), Kanza (6), dan Sakila (14). Sementara Nazila saat ini duduk di kelas V SD merupakan anak yatim yang diurus Sutar dan Rumaya. (Snn/hn)
Editor :M Muslim
Source : Investigasi