Milad ke-44 MDI, Airlangga Hartarto Bertekad Hentikan Politik Identitas

Ia juga menegaskan pentingnya kebangkitan ekonomi dari pesantren. Salah satunya, Kementerian Perindustrian membuat program Santriprenuer. Dengan program tersebut, menurut Airlangga, santri dapat mandiri. Bahkan, pondok pesantren mampu mengembangkan bisnis untuk ekspor.
“Contohnya bisa punya pabrik sandal, jadi sandal santri tidak sering hilang. Bahkan bisa mengekspor sandal,” canda Airlangga.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum MDI KH Choirul Anam menegaskan, saat dibentuk pada 24 Mei 1978, MDI membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan.
“MDI mengambil peran dakwah pembangunan dengan bahasa agama,” pungkasnya.
Dengan semangatnya itu, menurut KH Choirul Anam, MDI berdiri di belakang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
MDI dengan visinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, menurut KH Choirul Anam, akan membawa Islam yang rahmatan lil alamin, dakwah yang menyatukan dan tidak memecah belah umat.
“Kami ingin terus menumbuhkan semangat toleransi dan semangat kebangsaan, setinggi apapun dinamika politik yang terjadi,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh kader MDI untuk menghindari politik identitas, yang terbukti menciptakan jurang perpecahan antar anak bangsa, bahkan umat Islam sendiri.
Read more info "Milad ke-44 MDI, Airlangga Hartarto Bertekad Hentikan Politik Identitas" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews
Source : M. Rosyid